Sabtu, 17 Mei 2008

Cegah gagal Ginjal dengan Diagnosis Tepat


RACIKAN KHUSUS - Edisi April 2007 (Vol.6 No.9), oleh andra



Diagnosis penyakitginjal kronik ditegakkan berdasarkan pengkajian klinik yang lengkap dengan memperhatikan faktor etiologi.


Penyakit ginjal kronik, dapat merebut kualitas hidup bahkan nyawa seseorang secara ‘diam-diam’. Penyakit ini biasanya disertai berbagai komplikasi seperti kardiovaskuler, penyakit saluran nafas, saluran cerna, kelainan di tulang, dan anemia. Namun, Prof. DR. Dr. Endang Susalit SpPD-KGH, Kepala Divisi Ginjal Hipertensi FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo memberikan batasan.

“Penyakit Ginjal Kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3 bulan, yaitu kelainan struktur atau fungsi ginjal, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan kelainan patologik atau adanya proteinuria, atau kelainan pada pemeriksaan pencitraan.” Lebih lanjut Endang mengatakan jika tidak ada tanda kerusakan ginjal, maka diagnosis penyakit ginjal ditegakkan jika nilai laju filtrasi glomerulus (GFR) kurang dari 60 ml/menit/1,73m2.

Seseorang yang memiliki penyakit ginjal kronik, dapat memiliki stadium yang berbeda. “Klasifikasi stadium ditentukan oleh nilai laju fltrasi glomerulus. Stadium yang lebih tinggi menunjukkan nilai laju filtrasi glomerulus yang lebih rendah,” ujar Endang.

Pembagian klasifikasi adalah sebagai berikut : Pasien yang memiliki GFR >90, tetapi memiliki fungsi ginjal yang normal, namun berada pada stadium dengan risiko meningkat. Sedangkan GFR>90 namun terdapat kerusakan ginjal atau proteinuria, fungsi ginjal memang masih normal, tapi penyakit ginjal kronik sudah berada pada stadium 1. GFR dengan nilai 60-89, fungsi ginjal akan mengalami penurunan ringan dan penyakit berada pada stadium 2. Sedangkan stadium 3, jika GFR berada pada nilai 30-59 dan fungsi ginjal mengalami penurunan sedang. Stadium 4, ginjal mengalami penurunan berat dengan nilai GFR 15-29. Dan pasien dinyatakan gagal ginjal terminal jika GFR kurang dari 15. (Gambar 1)

Gambar 1. NIlai GFR dan klasifikasi stadium penyakit ginjal kronik

Sumber : www.kidney.org

Endang mengatakan, “Nilai GFR merupakan parameter terbaik ukuran fungsi ginjal.” Nilai ini dihitung dengan rumus Cockcroft-Gault atau MDRD (modification of diet in renal disease) sebagai berikut :

(140-Umur) x Berat Badan
Cockcroft-Gault : Klirens Kreatinin = ------------------------------- x (0,85, jika wanita)
(ml/menit) 72 x Kreatinin Serum


MDRD : Laju Filtrasi Glomerulus = 186 x (Kreatinin Serum) -1,154 x (Umur) -0,203 x (0,742 jika wanita) x (1,210, jika kulit hitam)


Jalan Panjang Penyakit Ginjal
Perjalanan penyakit ginjal kronik biasanya perlahan dan tidak dirasakan oleh pasien. Pada sebagian besar pasien, diagnosis ditegakkan berdasarkan pengkajian klinik yang lengkap dengan memperhatikan faktor etiologi. Klasifikasi diagnosis dapat dilihat pada table 1. “Biopsi ginjal dilakukan pada pasien yang diagnosisnya hanya dapat ditegakkan dengan biopsi ginjal, atau jika hasil biopsi tersebut akan merubah baik pengobatan maupun prognosis,” ujar Endang.

Penyakit
Tipe Utama (Contoh)
Penyakit Ginjal Diabetik
Diabetes Type 1 dan 2
Penyakit Ginjal Non-diabetik
-Penyakit Glomeruler (penyakit otoimun, infeksi sistemik, neoplasia)
-Penyakit Vaskuler (penyakit pembuluh darah besar, hipertensi, mikroangiopati)
-Penyakit Tubulointerstisial (infeksi saluran kemih, batu, obstruksi, toksisitas obat)
-Penyakit Kistik (Penyakit Ginjal Polikistik)

Penyakit Ginjal Transplant
Rejeksi Kronik, Toksisitas Obat, Penyakit Rekuren, Glomerulopati Transplan


Anamnesis yang teliti sangat membantu dalam upaya menegakkan diagnosis yang tepat. Di samping itu, pengkajian klinik juga sangat bergantung pada hasil pemeriksaan penunjang. Maka, Endang pun menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan penunjang, seperti kadar kreatinin serum untuk menghitung laju filtrasi glomerulus, rasio protein, atau albumin terhadap kreatinin dalam urin. Urin yang digunakan sebaiknya urin pertama pagi hari atau urin sewaktu pemeriksaan sediment urin atau dipstick untuk melihat adanya sel darah merah dan putih. Sleian itu, pemeriksaan pencitraan ginjal seperti ultrasonografi, dan pemeriksaan kadar elektrolit serum yaitu natrium, kalium, klorida, dan bikarbonat juga perlu dilakukan.

Selain menetapkan diagnosis, Endang menyatakan perlunya penilaian adanya penyakit penyerta, derajat penyakit dengan menilai fungsi ginjal, komplikasi dan risiko penurunan fungsi ginjal serta risiko penyakit kardiovaskular.

Maka, pengelolaan penyakit ginjal kronik juga harus meliputi terapi terhadap penyakit penyebab, pengobatan penyakit penyerta, upaya penghambatan penurunan fungsi ginjal, pencegahan dan pengobatan penyakit kardiovaskuler, pencegahan dan pengobatan komplikasi yang disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal, serta persiapan mengahadapi gagal ginjal

Tidak ada komentar: